PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan yang sesuai prosedur pendidikan itu sendiri.
Pendidikan merupakan faktor utama yang mempengaruhi pembentukan pribadi
manusia, karena pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang
dilakukan untuk memperoleh pengetahuan. Ketika seorang manusia telah menempuh
suatu pendidikan pastilah terdapat perubahan perilaku, dari tidak bisa menjadi
bisa, dari tidak tahu menjadi tahu, dan lain sebagainya. Hal tersebut juga bisa
dikatakan sebagai indikator bahwa seorang manusia yang menempuh pendidikan bisa
dikatakan berhasil karena ada proses belajar didalamnya. Namun ada juga yang
menghambat mengapa suatu pendidikan yang ditempuh seorang manusia itu tidak
berhasil, salah satunya adalah faktor lingkungan pendidikan.
Lingkungan memberikan pengaruh terhadap perkembangan
peserta didik dalam proses belajar. Pengaruh yang diberikan oleh lingkungan ada
yang bersifat sengaja dan tidak sengaja, maksudnya dalam keadaan tertentu
lingkungan tidak menciptaan unsur kesengajaan tertentu dalam memberikan
pengaruh kepada perkembangan peserta didik. Maka dari itu, berdasarkan tempat
berlangsungnya kegiatan pendidikan dibagi menjadi tiga, yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dari ketiga lingkungan
dimana pendidikan berlangsung diharapkan dapat menjadi pengaruh yang baik dalam
proses pembentukan pribadi yang baik.
1.2.Rumusan Masalah
a.
Apa
yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan?
b.
Apa
saja fungsi lingkungan pendidikan?
c.
Bagaimana
pengaruh lingkungan terhadap pendidikan?
d.
Apa
saja jenis dan peranan lingkungan pendidikan?
e.
Bagaimana pengaruh antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik
1.3.Tujuan
a.
Sebagai
syarat pemenuhan tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan.
b.
Agar
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami segala hal tentang lingkungan
pendidikan.
c.
Memberikan
pengalaman kepada mahasiswa agar mampu memahami dan membahas segala hal yang
ada dalam lingkungan pendidikan.
d.
Untuk
memberikan pandangan-pandangan mengenai lingkungan pendidikan yang erat
kaitannya dengan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan terdiri dari dua kata yang
membentuknya yakni lingkungan dan pendidikan. Lingkungan secara umum diartikan
sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan merujuk
kepada tempat di sekitar, sekeliling sesuatu itu berada (milieu). Lingkungan
pendidikan berarti tempat di sekitar, sekeliling pendidikan itu berada atau terjadi.
Lalu apa itu pendidikan? Pendidikan adalah tindakan manusia, terwujud dalam
proses mendidik dan dididik. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (UU RI
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional)
Pendidikan adalah proses di mana seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat,
di mana ia hidup.
Pendidikan adalah proses sosial di mana orang dihadapkan
pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang
dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan sosial
dan kemampuan individu secara optimum. (Dictionary Of Education)
Maka dari
pengertian keduanya, dapat diartikan bahwa lingkungan pendidikan adalah berbagai
faktor lingkungan yang mempengaruhi praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan
dapat pula diartikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses
pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.
B.
Fungsi
Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan berfungsi membantu peserta didik
dalam berinteraksi sosial di mana peserta didik itu berada. Pendidikan pada
dasarnya adalah interaksi social tersebut. Melalui interaksi sosial itu peserta
didik memanfaatkan sumber daya pendidikan yang tersedia agar mampu mencapai
tujuan pendidikan secara optimal. Interaksi peserta didik dengan dengan
lingkungan itu berlangsung secara alamiah, dengan hidup bersama.
Secara
umum, diantara fungsi lingkungan pendidikan adalah sebagai
berikut.
1. Lingkungan
pendidikan dapat menjamin kehidupan emosional peserta didik untuk tumbuh dan
berkembang. Kehidupan emosional ini sangat penting dalam pembentukan pribadi
anak.
2.
Lingkungan pendidikan membantu peserta
didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya baik lingkungan
fisik, sosial, maupun budaya, terutama berbagai sumberdaya pendidikan yang
tersedia agar dapat dicapai tujuan pendidikan secara optimal.
3.
Lingkungan pendidikan berfungsi sebagai
wahana yang amat besar bagi perkembangan individu dan masyarakat dalam
memperluas dan mempercepat usaha mencerdaskan kehidupan bangsa.
4.
Mengajarkan tingkah laku umum dan untuk
menyeleksi serta mempersiapkan peranan-peranan tertentu dalam masyarakat.
5.
Di dalam lingkungan pendidikan dapat
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik baik dalam bentuk
karier, akademik, kehidupan beragama, kehidupan sosial budaya, maupun
keterampilan lainnya.
C.
Pengaruh
Lingkungan Terhadap Peserta Didik
Lingkungan pendidikan merupakan salah satu unsur di dalam
pendidikan sebagai suatu sistem. Pembicaraan mengenai lingkungan pendidikan
pada dasarnya membicarakan hubungan dan pengaruh antara pendidikan dan
lingkungannya. Dan dalam hal ini pendidikan tak akan lepas dari peserta
didiknya, apabila kita menengok kenyataan yang terjadi selama ini adalah tidak
berimbangnya input dan output yang dihasilkan dari lingkungan pendidikan.
Banyak siswa di Indonesia yang malas belajar karena tidak adanya dorongan dari
lingkungan keluarga, melainkan hanya sepenuhnya mendapatkan pendidikan dari
sekolah saja. Sedangkan tak bisa dipungkiri bahwa sekolah bukanlah satu-satunya
lingkungan terbaik bagi peserta didik, karena terbentuknya peserta didik yang
berhasil dan memiliki kemampuan yang sesuai dengan tujuan pendidikan itu
sendiri yakni menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga
memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di
harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai
lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita
untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Untuk mewujudkan sebuah tujuan pendidikan, haruslah ada
kesinambungan antara tripusat pendidikan, karena tentu telah diketahui bahwa
peserta didik tidak hanya hidup di lingkungan sekolah, namun juga di dalam
lingkungan keluarga dan masyarakat yang pastinya turut andil besar dalam
membentuk kepribadian, pola pikir dan tingkah laku peserta didik. Jangankan
peserta didik yang secara umum masih dapat dikatakan sebagai anak-anak maupun
remaja, orang dewasa pun dapat turut terpengaruh dengan keadaan lingkungan sekitar.
Karena sejatinya manusia secara tidak langsung akan terbiasa untuk meniru
dengan hal-hal yang biasa ia jumpai atau lihat. Maka perlu adanya pengetahuan
mengenai apa saja pengaruh tripusat
pendidikan terhadap peserta didik dalam pendidikan itu sendiri sehingga
nantinya dapat dijadikan pelajaran bersama bagaimana seharusnya mendidik
peserta didik dalam lingkungan yang kompleks agar tercipta produk pendidikan
yang diinginkan oleh pendidikan itu sendiri.
Tentang pembicaraan adanya pengaruh dari luar diri anak
didik (lingkungan) itu ditegaskan dalam kata-kata bijak di lingkungan orang
jawa, seperti: aja cedhak kebo gupak (jangan
dekat dengan kerbau yang kotor), kebo
gupak neler-neler (orang jahat akan berpengaruh terhadap orang lain), nuladha laku utama, tumraping wong Tanah
Jawi, wong agung ing Ngeksi Gondo, Panembahan Senopati…..(tirulah perbuatan
baik, bagi orang jawa, raja dari Mataram, Penembahan Senopati…), wong kang alim kumpulana (bergaullah
dengan orang-orang yang baik) (Munib, s.d.:75-76), dan lain-lain. Semua
kata-kata bijak tersebut mengandung makna bahwa orang/lingkungan dapat
mempengaruhi orang lainnya.
D.
Jenis
dan Peranan Lingkungan Pendidikan
1.
Lingkungan
Pendidikan Keluarga
Keluarga terbentuk atas dasar keputusan moril dari
seorang pria dan seorang wanita, yang ingin membangun suatu keluarga.
Keluarga
dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Prediket ini
mengindikasikan betapa esensialnya peran dan pengaruh keluarga dalam
pembentukan perilaku dan kepribadian anak. Pandangan seperti ini sangat logis
dan mudah dipahami karena beberapa alasan berikut ini :
a.
Keluarga merupakan pihak paling awal
memberikan banyak perlakuan kepada anak.
b.
Sebagian besar waktu anak berada di
lingkungan keluarga.
c.
Karakteristik hubungan orang tua-anak
berbeda dari hubungan anak dengan pihak pihak lainnya (guru, teman dan
sebagainya).
d.
Interaksi kehidupan orang tua-anak di
rumah bersifat “asli”, seadanya dan tidak dibuat-buat.
Dari berbagai alasan yang dikemukakan itu menyebabkan
fungsi dan peranan keluarga menjadi penting dalam pencapaian tujuan pendidikan
yakni membangun manusia Indonesia seutuhnya. Karena itu tidaklah mengherankan
kalau undang-undang sistem pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 menyatakan
secara jelas dalam pasal 10. Ayat 4. bahwa keluarga merupakan bagian dari jalur
pendidikan luar sekolah yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya,
nilai-nilai moral dan keterampilan, kepada anak. Lingkungan keluarga
sungguh-sungguh merupakan pusat pendidikan yang penting dan menentukan. Keluarga
memberikan pengaruh yang kuat, langsung dan sangat dominan kepada anak,
terutama dalam pembentukan perilaku, sikap dan kebiasaan, penanaman
nilai-nilai, prilaku-prilaku dan sejenisnya, pengetahuan dan sebagainya.
Sedangkan dasar tanggung jawab keluarga terhadap
pendidikan anaknya yang pertama meliputi motivasi cinta kasih yang menjiwai
hubungan orangtua dengan anak. Cinta kasih ini akan mendorong sikap dan
tindakan untuk menerima tanggung jawab dan mengabdikan hidupnya untuk sang
anak. Yang kedua yaitu motivasi kewajiban moral orangtua terhadap anak.
Tanggung jawab moral ini meliputi nilai – nilai religious spiritual untuk
memelihara martabat dan kehormatan keluarga. Serta tanggung jawab sosial
sebagai bagian dari keluarga yang pada gilirannya juga akan menjadi bagian dari
masyarakat.
2.
Lingkungan
Pendidikan Sekolah
Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, orang
merasa tidak mampu lagi untuk mendidik anaknya. Pada masyarakat yang semakin
kompleks, anak perlu persiapan khusus untuk mencapai masa kedewasaan. Persiapan
ini perlu waktu, tempat dan proses yang khusus. Dengan demikian orang perlu
lembaga tertentu untuk menggantikan sebagian fungsinya sebagai pendidik.
Lembaga ini dalam perkembangannya lebih lanjut dikenal sebagai sekolah. Sekolah
merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan.
Salah satu alternatif yang mungkin dilakukan sekolah untuk melaksanakan kebijakan nasional adalah secara bertahab mengembangkan
sekolah menjadi suatu tempat pusat latihan (training centre) manusia Indonesia
di masa depan.
Dengan kata lain, sekolah sebagai pusat
pendidikan adalah sekolah yang mencerminkan masyarakat yang maju karena
pemanfaatan secara optimal ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi tetap
berpijak pada ciri ke Indonesiaan. Dengan demikian, pendidikan di sekolah
secara seimbang dan serasi bias mencakup aspek pembudayaan, penguasaan
pengetahuan, dan pemilik keterampilan peserta didik. Selain itu, sekolah juga
telah mencapai posisi yang sangat sentral dan belantara pendidikan manusia.
Sekarang sekolah tidak lagi berfungsi sebagai pelengkap pendidikan kelurga
tetapi merupakan kebutuhan. Hal itu disebabkan karena pendidikan berimbas pada
pola pikir ekonomi yaitu efektivitas dan efisiensi yang merupakan ideologi
dalam pendidikan.
Dasar tanggung jawab sekolah akan pendidikan
meliputi tanggung jawab formal kelembagaan (sesuai ketentuan dan perundangan
pendidikan yang berlaku), tanggung jawab keilmuan (isi, tujuan dan jenjang
pendidikan yang dipercayakan padanya oleh masyarakat dan pemerintah), tanggung
jawab fungsional (tanggung jawab profesi berdasarkan ketentuan jabatannya).
Terdapat empat macam pengaruh pendidikan
sekolah terhadap perkembangan masyarakat, yaitu:
1. Mencerdaskan kehidupan masyarakat
2. Membawa pengaruh pembaharuan bagi perkembangan
masyarakat
3. Mencetak warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi
4. Kepentingan kerja di lingkungan
masyarakat Melahirkan sikap-sikap positif dan
konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial
yang harmonis ditengah-tengah masyarakat.
3.
Lingkungan
Pendidikan Masyarakat
Selanjutnya, manusia dalam bekerja dan hidup
sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya
itu untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik
dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di
masyarakatnya dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya. Ada 5 pranata sosial
(social institutions) yang terdapat di dalam lingkungan social atau masyarakat
yaitu :
1. Pranata
pendidikan bertugas dalam upaya sosialisasi
2. Pranata
ekonomi bertugas mengatur upaya pemenuhan Kemakmuran
3. Pranata
politik bertugas menciptakan integritas dan stabilitas masyarakat
4. Pranata
teknologi bertugas menciptakan teknik untuk mempermudah manusia
5. Pranata
moral dan etika bertugas mengurusi nilai dan penyikapan dalam pergaulan masyarakat
Akhir –
akhir ini sekolah dinilai terjadi kesenjangan dengan masyarakatnya. Sekolah
dianggap cenderung arogan terhadap masyarakatnya sedangkan masyarakat kurang
peduli terhadap sekolah. Dalam banyak hal sekolah dinilai telah tertinggal dari
masyarakatnya dan kini banyak sekolah yang belajar dari masyarakat. Hal ini
karena berbagai inovasi seperti dalam hal teknologi terlebih dahulu terjadi di
masyarakat daripada sekolah. Dan hal ini tentu sangat wajar karena sekolah
hanya salah satu pranata yang ada dalam masyarakat diantara empat pranata
yang lain. Selain itu, masyarakatlah yang memiliki berbagai sumber daya yang
memungkinkan untuk mengembangkan berbagai inovasi.
E.
Pengaruh Antara Ketiga Lingkungan Pendidikan
Terhadap Perkembangan Peserta Didik
1.
Pengaruh
Keluarga Terhadap Sekolah dan Masyarakat
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil
di masyarakat mendapat peranan sangat penting karena membentuk kepribadian dan
watak anggota keluarganya. Sedangkan masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga.
Dari satuan terkecil itu terbentuklah gagasan untuk terus mewariskan standar
watak dan kepribadian yang baik dan diakui oleh semua golongan masyarakat. Salah
satu institusi yang mewariskan kepribadian dan watak kepada masyarakat adalah
sekolah. Sekolah tidak akan terus berdiri jika tidak didukung oleh masyarakat,
maka dari itu kedua sistem sosial ini saling mendukung dan melengkapi. Jika di
sekolah dapat terbentuk perubahan sosial yang baik berdasarkan nilai atau
kaidah yang berlaku, maka masyarakat pun akan mengalami perubahan sosial.
Sebagai salah satu wujud sekolah sebagai
bagian dari masyarakat mak terbentuklah sekolah masyarakat (community school).
Sekolah ini bersifat life centered. Yang menjadi pokok pelajaran adalah
kebutuhan manusia, masalah-masalah dan proses-proses sosial dengan tujuan untuk
memperbaiki kehidupan dalam masyarakat.
Masyarakat dipandang sebagai laboratorium dimana anak belajar, menyelidiki dan
turut serta dalam usaha-usaha masyarakat yang mengandung unsur pendidikan
2.
Hubungan Sekolah dan
Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat
sebenarnya merupakan penyederhanaan konsep dimana sekolah salah satu pranata
pendidikan dan pranata pendidikan merupakan salah satu pranata masyarakat. Oleh
karena itu, sekolah merupakan bagian dari masyarakat. Ada 2 macam dalam
hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu Hubungan transaksional antara sekolah
dengan masyarakat serta hubungan transmisi dan transformasi.
Maksud
dari hubungan transaksional antara sekolah dengan masyarakat yaitu sekolah
sebagai partner masyarakat dalam melakukan fungsi pendidikan dan sekolah
sebagai produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dari masyarakat.
Cara atau hal hal yang bisa dilakukan yaitu melalui aktivitas kurikuler
para siswa (mengumpulkan bahan pengajaran dari masyarakat, kegiatan pengabdian
pada masyarakat, magang, dsb). Yang kedua yaitu aktivitas para guru
(kunjungan ke rumah siswa, dll). Yang ketiga yaitu kegiatan
ekstrakurikuler (melakukan kegiatan ekstrakurikuler dengan melibatkan
masyarakat). Yang keempat yaitu kunjungan orangtua / anggota masyarakat ke
sekolah (saat kenaikan kelas, ultah sekolah, dsb) serta melalui media massa
(publikasi mengenai kegiatan sekolah lewat televisi, dsb). Hubungan transmisif
terjadi manakala sekolah berperan sebagai pewarisan kebudayaan. Sedangkan,
hubungan transformasif terjadi manakala sekolah berperan sebagai agen pembaharu
dalam kebudayaan masyarakat tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
cara reproduksi budaya yaitu siswa diajarkan untuk menggali unsur-unsur
budaya yang telah ada dalam masyarakatnya. Lalu, difusi kebudayaan yaitu siswa
diajarkan agar dapat menyebarluaskan unsur-unsur yang dinilai positif dan belum
berkembang dalam masyarakatnya. Kemudian, berpikir kreatif yaitu berpikir
alternatif, dan berani “tampil beda”
3.
Sekolah dan Masyarakat Memiliki Hubungan
Rasional Berdasarkan Kebutuhan
Adapun gambaran hubungan rasional diantara
keduanya:
1. Sekolah
sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan di masyarakat yang
membawa konsekuensi-konsekuensi dan konseptual serta teknis yang bersesuaian
antar fungsi pendidikan yang diperankan sekolah dengan yang dibutuhkan
masyarakat. Untuk menjalankan tujuan pendidikan yang rasional dan ideal, maka
sekolah memerlukan mekanisme informasi timbal balik yang rasional, objektif dan
realitas dengan masyarakat.
2. Sasaran
pendidikan yang ditangani lembaga sekolah, ditentukan oleh kejelasan formulasi
kerjasama antara sekolah dengan masyarakat. Diperlukan pendekatan komprehensif
(luas dan lengkap) di dalam pengembangan program dan kurikulum untuk
masing-masing jenis dan jenjang sekolahan.
3. Pelaksanaan
fungsi sekolah dalam melayani masyarakat yang dipengaruhi oleh ikatan-ikatan
objektif diantara keduanya. Ikatan objektif tersebut berupa perhatian,
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Keluarga
merupakan media utama sedangkn sekolah adalah pembimbing menuju sosialisasi
yang lebih tinggi. Setelah dididik dari lingkup keluarga, bimbingan dari
sekolah juga perlu sekaligus menambah luas lingkup pergaulan anak. Keluarga
adalah media sosialisasi primer, sedang sekolah adalah media sosialisasi
sekunder. jadi sekolah adalah merupakan kelanjutan dari sosialisasi yang
dilakukan di dalam keluarga. Dalam masyarakat yang lebih maju maka pendidikan
di dalam keluarga tidak cukup, oleh karena itu orang tua menyerahkan pendidikan
pada lembaga pendidikan formal yang disebut sekolah. Dalam sekolah anak diberi
berbagai pengetahuan baik pengetahuan yang berkaitan untuk pengembangan
pribadi, pengetahuan untuk bekal hidup dalam masyarakat, dan pengetahuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih lanjut. Pendidikan di
sekolah dilaksanakan secara bertingkat-tingkat, pada dasarnya dibedakan
pendidik dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Anak yang telah
selesai pada tingkat pendidikan tertentu yang memerlukan keterampilan tertentu
dapat masuk pada pendidikan nonformal dalam lembaga pendidikan masyarakat.
Setelah mendapatkan tambahan keterampilan maka ia terjun kedunia kerja dalam
masyarakat. Akan tetapi ada juga yang setelah selesai pendidikan pada tingkat pendidikan
tertentu langsung memasuki dunia kerja dalam masyarakat. Masyarakat sebagai
pemakai hasil tiga pendidikan itu akan memberi balikan bagi masing-masing
penyelenggara pendidikan dalam ketiga lingkungan pendidikan.
2.
Saran
Setelah
memahami betapa pentingnya pengaruh lingkungan pendidikan terhadap peserta didik
maka hendaknya civitas akademika dapat lebih menyikapi lebih bijaksana dalam
menanggapi apa yang sedang terjadi dalam lingkungan pendidikan. Maka untuk
menghasilkan produk pendidikan yang baik dan berkualitas hendaknya pendidikan dibangun
dengan lingkungan yang baik pula. Sehingga tercipta pula pendidikan yang baik,
pendidikan yang mampu memberikan keteladanan dalam hal berprilaku, memberikan
fasilitas dalam hal mengembangkan dan melaksanakan kegiatan pendidikan dan
semua itu harus ditunjang dengan lingkungan pendidikan yang kondusif.
DAFTAR
PUSTAKA
Munib, Achmad (2010). Pengantar
Ilmu Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Sudharto, dkk. (2009). Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: FKIP IKIP PGRI Semarang
Nurhasanah, Neni (2013). “Makalah Lingkungan Pendidikan”. Diunduh dari
(http://dunia-blajar.blogspot.co.id/2015/08/contoh-makalah-tentang-lingkungan.html),
pada 6 Maret 2016
W.P, Aditya (2015). “Contoh Makalah Tentang Lingkungan Pendidikan”. Diunduh dari
Pada 6 Maret 2016
NN.
“Lingkungan Pendidikan”. Diunduh dari
(https://docs.google.com/document/d/1m9q_3VSDY__PG2qba7ei36YWcf1cwuCcCSCLyXCclmI/edit
), pada 11 Maret 2016
Izin jadiin sumber kak, terima kasih :)
ReplyDelete